Kisah Semut Rang-Rang dan Pohon Cengkeh
Sejak puluhan tahun yang lalu ada sebuah pohon cengkeh
yang didalamnya terdapat ratusan bahkan ribuan semut rang-rang. Semut rang-rang
membuat sarang dari air liur yang kemudian di tempel pada daun-daun cengkeh. Sehingga
membentuk gerombolan yang besarnya hambir sebesar bola voli. Semut rang-rang
biasa memakan serangga dan ulat-ulat yang ada di pohon cengkeh. Pohon
cengkehpun berterima kasih atas jasa-jasa dari semut rang-rang yang menjaga
dirinya terhindar dari serangan hama penyakit. Dengan hilangnya hama itu, poon
cengkeh itu mampu menghasilkan bunga dua kali lipat dari pohon cengkeh yang
tidak ada sarang semutnya. Dan pada suatu saat petakapun terjadi, pohon cengkeh
nan subur itu di olah oleh seorang petani yang srakah dan ambisius. Ia tak mau
menyiangi rumpt di sekitar pangkal pohon cengkeh itu. Ia malah menyemprot
rumput-rumput tersebut dengan pestisida buatan, yang malah merusak lingkungan
secara signifikan. Dengan semprotan pestisida buatan itu seranggga kecil maupun
besar yang menjadi makanan semut rang-rang ikut mati. Akibatnya semut rang-rang
kesuliitan mencari makan dan harus pergi jauh keluar sarang untuk memenuhi
kebutuhan makanya. Tak hanya itu, dampak lainya adalah rusaknya lapisan tanah
yang subur, karena unsur hara dan air di dalam tanah ikut tercemar. Yang
membuat tanaman cengkeh kurang nutrisi bagi tubuhnya. Pohon cengkeh itupun
sering sakit-sakitan. Dan terdapat bercak hitam di daun dan di sekitar batang
pohon.
Hari berganti hari bulan berganti tahun, dan waktu untuk
panen cengkeh telah tiba. Semut rang-rang yang merasa dirugikan dan habitatnya
terusik membuat siasat untuk mengeroyok petani yang srakah itu di pucuk pohon
cengkeh. Petani itu tiba pagi-pagi sekali dan langsung memanjat pohon cengkeh tersebut.
Sesampainya di pucuk, belum sempat memetik bunga cengkeh tba-tiba kakinya
terasa sakit. Setelah dilihat ternyata seekor semut mengigit jari kakinya.
Belum sempat menyingkirkan semut itu, terasa lagi gigitan dilehernya dan ia pun
berteriak kesakitan. Dan hanya selang waktu beberapa detik sekujur tubuhnya
digigit semut rang-rang. Petani yang serakah itu turun dengan
terpontang-panting akibat tak seimbang dan terbentur cabang-cabang pohon
cengkeh. Dan iapun lari tungang langgang menuju rumahnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar